Perkenalkan, namaku Kasno. Aku
adalah seorang pemuda berumur 18 tahun. Aku tinggal di Desa Tenajar Lor,
Indramayu.
Pengalamanku ini bermula sekitar dua
tahun yang lalu saat aku baru bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak
Sumantri, kepala desa kami. Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya
ia berasal dari Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. Pak Sum
berkulit putih, wajahnya ganteng dan berkumis. Ia sangat baik kepadaku. Aku
sangat senang.
Pada hari pertama aku bekerja, ia
memintaku untuk mengurutnya di kamarnya di Balai Desa. Begitu sampai di
kamarnya, ia memintaku untuk membukakan pakaiannya. Aku merasa aneh sekaligus
malu. Namun kulakukan juga. Tubuhnya tegap dan atletis. Namun entah kenapa aku
senang melihat dadanya yang berbulu lebat. Ia tersenyum kepadaku. Kemudian ia
menyuruhku membukakan celananya sekalian.
Aku ragu-ragu untuk melakukannya,
namun ia bilang bahwa kakinya pegal dan ingin dipijit juga. Aku berjongkok di
hadapannya. Perlahan-lahan kulepaskan ikat pinggangnya. Aku merasa celananya
begitu menonjol. Kemudian kutarik risleting celananya, kulepaskan celananya ke
lantai dan.. aku sangat terkejut melihat kontolnya yang bukan hanya tampak
menonjol melainkan sudah keluar dari celana dalamnya.
Kontolnya sangat besar dan panjang.
Aku bahkan dapat melihat kepala kontolnya yang tampak mengkilat karena air
mani. Aku berusaha untuk menahan kegugupanku. Kulihat ia tersenyum kepadaku.
Kemudian kupersilakan ia untuk tiduran agar bisa kupijit. Kupijit bagian
belakangnya. Ia memintaku untuk mengurut pantatnya. Kemudian ia membalikkan
badannya memintaku untuk memijit dadanya juga.
Perlahan kupijit dadanya yang
berbulu lebat. Ia memintaku untuk terus memijitnya ke bagian bawah. Aku sangat
gugup. Aku merasa ia akan memintaku untuk memijit kontolnya. Namun untunglah
tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamar. Rupanya Pak Marmo, Sekretaris
Desa memberitahukan bahwa ada tamu yang menunggu Pak Sum di kantornya. Pak Sum
tampak kecewa namun ia kemudian memakai pakaiannya kembali. Saat memakai
celananya, ia meminta aku menarik risleting celananya. Tampaknya ia berusaha
agar aku memperhatikan kontolnya yang ngaceng. Buru-buru kulakukan itu.
Ia tersenyum sambil berkata,
"Enak betul pijitanmu Kas, besok lagi ya".
Aku hanya mengangguk sambil menarik
napas lega. Keesokan malamnya, aku menonton televisi di Balai Desa. Sekitar
pukul 10 malam, aku dibangunkan Pak Sum. Rupanya aku ketiduran di depan
televisi. Lalu Pak Sum menyuruhku agar pindah tidur di kamarnya. Lantaran sudah
mengantuk, aku menurutinya. Sekitar tengah malam, Pak Sum membangunkanku. Aku
terkejut melihatnya. Ia sudah telanjang, hanya mengenakan celana dalam.
Kemudian ia membuka celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya kepadaku.
Aku terkesiap melihat kontolnya yang
sangat besar, panjang dan berbulu lebat. Kemudian ia berusaha membuka bajuku.
Aku berusaha menolak, namun ia terus memaksa. Akhirnya aku menyerah, kubiarkan
ia membuka bajuku, bahkan kemudian celana panjangku. Ia tampak senang melihat
celana dalamku, lalu kemudian mengelus dan meremasnya. Pak Sum kemudian
menindih tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat menindih dadaku. Ia kemudian
mencumbu bibirku. Aku berusaha untuk menghindar namun ia terus melakukannya.
Aku menyerah, kubiarkan ia menciumi
bibirku. Ciumannya sungguh menggebu-gebu. Mula-mula aku merasa risih, merasakan
bibir dan kumisnya dibibirku. Lalu ia menciumi leherku, kemudian dada dan
bahkan ketiakku. Aku merasa aneh namun aku diam saja. Ia terus menciumiku,
perutku bahkan kemudian.. Celana dalamku. Aku terkejut ketika ia menciumi
celana dalamku dengan penuh nafsu. Ia kemudian berusaha untuk membukanya.
Aku berusaha mencegahnya namun ia
berkata, "Ayolah Kas, nggak apa-apa, kamu pasti suka" sambil terus
memaksa.
Aku membiarkan ia membukanya. Ia
tampak senang melihat kontolku. Ia menggenggam kontolku yang rupanya juga sudah
ngaceng. Kemudian ia menciuminya. Astaga, tak bisa kupercaya melihatnya mencium
dan menjilati kontolku dengan penuh nafsu. Mula-mula pelirku, kemudian terus
naik ke batang kontolku. Akhirnya sampailah ia ke bagian kepala kontolku. Ia
melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku menahan nafas menanti apa yang akan
dilakukannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan.. Mencumbui kepala
kontolku.
Aku tak bisa melukiskan betapa
nikmat rasanya merasakan lidah dan bibirnya menjilat dan mencumbu kepala
kontolku. Aku memejamkan mata, rasanya aku berada di awang-awang. Ia pun tampak
sangat menikmatinya. Kemudian ia memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya.
Ia menghisap dan mempermainkan batang kontolku di dalam mulutnya. Tanpa sadar
aku mendesah penuh kenikmatan. Ia terus menghisap kontolku. Gerakannya
bervariasi. Kadang-kadang lembut, kadang ia bahkan menggigitnya pelan-pelan.
Aku sungguh merasa nikmat.
Kemudian akupun merasa kenikmatanku
memuncak. Akhirnya aku mengeluarkan air maniku. Aku memejamkan mata. Kupikir
Pak Sum akan berhenti menghisap kontolku. Namun ternyata ia terus menghisapnya.
Bahkan ia terus menjilati kepala kontolku sampai benar-benar bersih dari air
maniku. Akhirnya ia berhenti. Kemudian ia membaringkan tubuhnya disampingku.
Ia tersenyum sambil mengelus
kepalaku dan berkata, "Bagaimana Kas, enak kan?" Aku hanya
mengangguk.
Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata, "Mau lagi?"
Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata, "Mau lagi?"
Aku terdiam, tubuhku agak lemas.
Namun ia terus merangsangku. Ia membimbing tanganku agar mengelus bulu dadanya.
Kemudian ke kontolnya yang sangat besar itu. Dia menyuruhku untuk
menggenggamnya. Aku merasa kontolku kembali gaceng. Kemudian ia memeluk dan
membalikkan posisi kami sehingga kini akulah yang berada di atas tubuhnya. Ia
menyuruhku untuk melakukan persis seperti yang dilakukannya kepadaku. Aku agak
ragu untuk melakukannya.
Perlahan kutundukkan kepalaku, ia
langsung mencumbu bibirku. Aku tak lagi menolak bahkan akulah yang kemudian
dengan penuh nafsu menciumi bibirnya, lehernya terus ke dadanya yang berbulu
lebat. Kuciumi dan kuelus dadanya juga ketiaknya. Tubuhnya sangat harum
menggairahkan. Bahkan kujilati dan kuhisap puting susunya. Ia tampak terkejut
sekaligus senang. Akhirnya aku sampai ke kontolnya. Kupegang kontolnya. Oohh..
Kontolnya sangat besar dan panjang. Panjangnya sekitar 25 cm diameternya
sekitar 7 cm.
Kulihat kepala kontolnya sudah
mengkilat karena basah oleh air maninya. Perlahan kudekatkan kepalaku untuk
menciuminya, kemudian kucium dan kujilat dengan penuh nafsu. Pantas saja Pak
Sum sangat ingin menciumi kontolku karena rasanya sangat nikmat. Kuciumi
pelernya lalu naik ke atas, kuciumi bulu jembutnya yang halus kemudian batang
kontolnya. Kepala kontolnya yang besar sungguh membuatku terangsang. Kujilati
kepala kontolnya itu. Baunya benar-benar membuatku mabuk kepayang.
Kulihat Pak Sum memejamkan matanya
karena merasakan nikmat. Kemudian aku menghisap kontolnya. Namun karena begitu
besar dan panjang, mulutku hanya bisa menghisap sekitar separuh saja. Itupun
mulutku terasa penuh karena ukuran kontolnya luar biasa besar. Kupermainkan
kontolnya agar ia mengeluarkan air maninya. Namun ia memang luar biasa. Sesudah
hampir satu jam pun ia belum juga mencapai puncak kenikmatan. Aku tak putus
asa. Kuhisap terus kontolnya sambil menggenggam dan mempermainkan kontolnya.
Kemudian aku melepaskan hisapanku.
Kupegang dan kudekatkan kontolku ke kontolnya. Kugesek-gesekkan kepala
kontolnya dengan punyaku. Ia mendesah penuh kenikmatan. Lalu aku kembali
menghisap kontolnya. Usahaku berhasil, tak lama kemudian ia mengerang lalu aku
merasakan mulutku dibanjiri air maninya yang kental. Kuhisap dan kutelan air
maninya. Rasanya agak sedikit asin tapi baunya sungguh membuatku mabuk
kepayang. Kemudian kujilati kembali kepala kontolnya yang semakin basah karena
air mani sampai bersih. Kemudian kubaringkan tubuhku disisinya.
Ia menatapku dan memujiku sambil
berkata, "Kamu luar biasa, Kas".
Aku memejamkan mataku. Kupikir ia
sudah lelah. Namun rupanya ia belum puas. Tangannya kembali mengarahkan
tanganku agar memegang kontolnya. Astaga.. Ia memang luar biasa. Kontolnya
masih tetap besar dan keras seperti semula. Kuremas kontolnya. Kemudian ia
menyuruhku membalikkan badan dan menungging. Mula-mula aku tak mengerti apa
yang akan dilakukannya.
Kemudian ia memegang pantatku lalu
kurasakan ia menggesekkan kontolnya ke pantatku. Kurasakan kontolnya yang besar
di pantatku dan aku merasa nikmat. Namun rupanya Pak Sum tidak hanya sekedar
ingin menggesek-gesekkan kontolnya ke pantatku karena kemudian kurasakan ia
berusaha memasukkannya ke anusku perlahan-lahan. Semula kupikir hal itu tidak
mungkin karena kontolnya yang sangat besar. Namun aku salah. Ternyata kontolnya
bisa masuk.
Lalu ia memelukku dan
mengeluarmasukkan kontolnya persis seperti sedang mengentot. Mula-mula memang
terasa sakit dan aneh. Namun kemudian ternyata rasanya nikmat dan aku
menikmatinya. Aku sangat terangsang. Apalagi tangannya juga meraba-raba tubuhku
dan meremas kontolku. Ia juga menciumi leherku sambil terus mengentotiku.
Kurasakan ia mengguncang-guncang tubuhku semakin lama semakin cepat. Akhirnya
ia mendesah, rupanya ia telah mencapai puncaknya. Kurasakan kali ini pantatku
dibanjiri oleh air maninya. Namun ia tidak langsung berhenti. Ia masih terus
mengentotiku selama beberapa menit. Kemudian akhirnya ia mencabut kontolnya
lalu berkata..
"Ayo Kas, sekarang giliran
kamu".
Aku terkejut, namun aku mengerti apa
yang harus kulakukan. Ia menungging lalu kuarahkan kontolku ke pantatnya.
Perlahan kumasukkan kontolku ke dalam anusnya. Mungkin karena kontolku lebih
kecil, aku dapat memasukkannya lebih mudah. Kemudian aku mulai mengentotinya.
Kupeluk badannya, kuelus dadanya yang berbulu lebat. Kuraba pula kontolnya. Ia
sungguh luar biasa. Kontolnya masih tetap keras. Aku rasakan aku semakin
terangsang. Kemudian aku merasa bahwa aku akan kembali mengeluarkan air mani.
Benar saja. Tak lama kemudian aku mengeluarkannya didalam pantat Pak Sum. Aku
tak kuat lagi. Kucabut kontolku. Tubuhku benar-benar lelah. Kubaringkan
tubuhku. Ia kemudian berbaring di sisiku.
Ia berbisik, "Sudah capek Kas?
Tidurlah. Ini sudah hampir pagi. Besok kita lanjutkan ya". Aku mengangguk.
Ia kemudian memelukku. Nikmat sekali
merasakan dadanya yang berbulu lebat. Akupun tertidur dalam pelukannya. Sejak
saat itu, setiap kami bisa berduaan, pasti kami menghabiskan waktu dengan
berhubungan seks. Kami melakukannya di mana saja. Selain di kamarnya, kami juga
melakukannya di kamar mandi, di mobilnya bahkan pernah di sebuah toko waktu Pak
Sum mengajakku ke Jakarta. Ia ingin membelikanku pakaian.
Sewaktu aku sedang mencoba celana
panjang baru di kamar ganti sebuah toko, ia masuk dan kemudian melihat aku
sedang membuka celanaku. Lalu ia membuka celana dalamku dan menghisap kontolku.
Aku terkejut dan sangat gugup namun ia terus melakukannya sampai aku membasahi
mulutnya dengan air maniku. Sesudah itu bahkan ia juga menyuruhku menghisap
kontolnya.
Begitulah kehidupan seksku dengan
Pak Sum. Aku benar-benar berbahagia. Tak kusangka berhubungan seks dengan
sesama lelaki dapat terasa begitu nikmat. Kami melakukannya tanpa mengenal
waktu dan tak pernah merasa bosan. Ia sangat sayang kepadaku. Aku pun sangat
mencintainya. Kami berjanji akan terus bersama, selamanya.
sueeer.. baca cerita disini dijamin muncrat
BalasHapusgadis pemalu pingin dientot bapak ganteng
BalasHapus